NAMA:RYAN HIDAYAT
KELAS:XI MT
NO 32
PNEUMATIC
Pengertian Sistem Pneumatic:
Pneumatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatic. Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan sebagai sistem automasi.
Pneumatic merupakan pengembangan teknologi dengan cara kerja udara bertekanan untuk mempengaruhi kerja suatu peralatan mekanikal agar menghasilkan gerakan maju mundur, naik turun, berputar dan sebagainya.
Sistem pneumatik secara intensif dan luas telah banyak digunakan hampir diseluruh kehidupan yang berhubungan dengan peralatan yang menghasilkan gerakan-gerakan dengan aplikasi yang disesuaikan dengan jenis pneumatik serta cara kerja pneumatik.
Dan sebagai power penumatic digunakan kompresor yang menghasilkan udara bertekanan. Besarnya tenaga pneumatik baik secara tekanan dan kapasitas pneumatik ditentukan oleh jenis dan kegunaan peralatan mekanik yang digunakan. Dipakai aktuator udara bertekanan tersebut melalui sistem pengaturan tekanan, filterisasi, lubrikasi dan masuk ke dalam katup-katup pengatur atau solenoid dan sebagainya sebagaimana layaknya sistem hidrolik.
Komponen Sistem Pneumatik:
Dari sini kita akan coba menjelaskan bagian bagian atau komponen dari pneumatik yang dimana masing-masing dari semua komponen memiliki kerja masing-masing. diantaranya adalah :
Kekuatan Udara:
Udara bertekanan sebagai energi utama dalam sistem hidrolik yang dihasilkan oleh kompresor. Jenis dan kapasitas kompresor yang diperlukan sesuai dengan kapasitas pneumatik atau jumlah kebutuhan udara yang bekerja dalam sistem pneumatik. Yang perlu di perhatikan pada sistem pneumatic adalah kwalitas dari udara bertekanan yang mengalir dalam sistem,
Seperti yang kita ketahui, Indonesia berada didaerah garis katulistiwa dan ditengahnya mengakibatkan lautan udara di wilayah indonesia cukup basah, dimana Relative humadity bisa mencapai hingga 90% saat musim hujan dan 50% saat musim kering.Karena RH ambient air yang terlalu ekstrim mengakibatkan udara kompress yang dihasilkan kompresor menjadi basah dan membentuk molekul udara (H2O).
Komponen udara ini yang akan membuat sistem pneumatik membahas banyak masalah dimana akan menyebabkan life time dari peralatan sistem pneumatik seperti solenoid valve, actuator, speed control, regulator dan lainnya cepat rusak.Karena itu sebelum kompres udara ini masuk ke dalam sistem pneumatik hendaknya dilakukan perawatan sehingga kualitas kompres udara sesuai dengan standart agar umur dari stem pneumatik menjadi tahan lama. Perawatan dari kompres udara ini pada dasarnya yang sering digunakan ada dua sistem yaitu :
Sistem refrigrasi dan sistem penyerap. Pengolahan kompres udara dengan menggunakan sistem refrigrasi pada umumnya seperti cara kerja AC dimana udara yang mempunyai RH terlalu tinggi diteruskan ke dalam sistem evaporasi dimana partikel2 H2O yang terdapat dalam udara kompres akan menjadi molekul2 udara dan tertahan dalam sistem evaporasi sehingga kandungan molekul2 udara dalam udara kompres menjadi berkurang yang selanjutnya mengalir dalam sistem pneumatik.
Kebanyakan sistem ini hanya mampu membuat RH kompres udara berkurang menjadi sekitar 40% – 50%, sehingga untuk jarak sitem penumatic yang jauh dari tangki pelindung akan menyebabkan molekul2 udara akan membentuk partikel udara karena terjadinya kondensasi.
Untuk sitem Absorber dengan cara menyerap molekul2 udara yang terkandung dalam udara bertekanan tersebut saat ini cukup banyak digemari karena selain mampu menurunkan kandungan H2O dalam kompres udara hingga dibawah 25%, mampu menurunkan konsusmsi energi karena energi/power yang digunakan dalam sistem ini hanya untuk sistem penggerak alat tretament dan heater guna regenerasi alat penyerapnya
Hal ini cukup mencolok pada penggunaan sistem refrigerasi karena energi untuk kompressor refrigrasi cukup boros. Hanya bedanya hasil treatment dari kompres udara pada sistem penyerap suhunya lebih tinggi dari suhu sekitar sehingga perlu dilengkapi sistem pendingin agar udara hasil proses treatment menjadi normal.
Filter, Regulator, dan Pelumas (FRL):
FRL kepanjangan dari Filter, Regulator dan Lubricator. Filter ini berfungsi untuk menyaring kualitas udara bertekanan yang mengalir ke actuator, sedangkan regulator berfungsi untuk mengatur besarnya kompres udara yang akan mengalir sehingga besarnya tekanan udara yang menuju ke actuator sesuai dengan desain.
Yang biasa terdapat di instalasi sistem pneumatik dimana Lubricator berfungsi untuk melumasi ke dalam actuator sehingga mampu melancarkan gerakan dari actuator dan juga untuk mencegah komponen actuator yang bergerak dan bergerak agar tidak cepat dan biasanya cukup dengan menggunakan oli yang tidak terlalu pekat. Jika kita mengamati bentuk fliter dalam sistem pneumatic karena mempunyai sifat penyaring biasanya ada bagian dari rumah filter selal terisi udara dan ini harus rajin membuang / didrain agar kualitas udara yang mengalir ke actuator tidak mengandung udara.
Katup Solenoid:
Solenoid valve merupakan solenoid atau katup untuk mengatur aliran udara dengan sistem penggerak berupa coil electric atau penumatic. Solenoid ini mempunyai bentuk dan jenis yang beragam sebagai fungsi solenoid hidrolik.
Periksa Katup:
Check Valve adalah katup atau katup yang berfungsi untuk mencegah adanya aliran balik dari fluida kerja, dalam hal ini udara terkompresi. Terutama apabila pada suatu sistem pneumatik tersebut dipergunakan tangki akumulator udara, sehingga Check Valve tersebut mencegah adanya udara dari akumulator untuk kembali menuju kompresor namun tetap mengalirkan udara bertekanan dari kompresor untuk masuk ke dalam akumulator.
Katup Pengarah:
Directional valve atau katub pengatur arah yang instalasinya berada tepat sebelum aktuator, berfungsi untuk mengatur kerja aktuator dengan cara mengatur arah udara terkompresi yang masuk atau keluar dari aktuator. Satu katup ini didesain untuk dapat mengatur arah aliran fluida kerja di dua atau bahkan lebih arah aliran. Ia bekerja secara mekanis atau elektrik tergantung dari desain yang ada.
Pengontrol I/P:
Pada aktuator pneumatik yang bekerja dapat bermodulasi diperlukan satu alat kontrol supply udara bertekanan yang khusus bernama I/P Controller. I/P Controller ini mengubah perintah kontrol dari sistem kontrol yang berupa sinyal arus, menjadi tekanan udara besar yang harus disuplai ke aktuator.
Aktuator (silinder, motor, roda gigi, breake dll):
Aktuator pneumatik adalah alat yang melakukan kerja pada sistem pneumatik. Ada berbagai macam jenis aktuator pneumatik sesuai dengan kegunaannya. Antara lain adalah silinder pneumatik, diafragma aktuator, serta motor pneumatik.